Cerpen

Bukan Akhir

Published

on

Oleh: Yunda Mauliani, Kader MPO Komisariat Untirta Pakupatan Sore ini, hari di mana orang yang tidak pernah aku duga akan masuk ke dalam kehidupanku, yang justru datang dan mengetuk pintu hatiku. Panggil saja dia Mas Ayam. Saat itu, aku ingat sedang patah hati oleh harapan yang aku buat sendiri tentang seorang laki-laki yang selalu mengajakku tertawa. Aku tidak pernah menyangka, ternyata Mas Ayam menyimpan perasaan untukku. Bahkan, aku sempat berpikir bahwa Mas Ayam menyukai temanku karena pada saat itu mereka bisa dibilang sangat dekat. Menurutku Mas Ayam orang yang baik, dia bersinar dengan kebaikannya, dia juga tampan, dan otaknya juga setara dengan orang-orang terbaik di kelas waktu itu. Tanpa pikir panjang, karena aku masih menginjak bangku SMP, aku memilih untuk berteman baik saja dengan Mas Ayam.
Baca Juga:  JoMan Laporkan Balik Ubedilah Badrun, Begini Tanggapan LABH HMI MPO Jaksel
Berjalan selama dua bulan, pertemanan kita semakin dekat. Mungkin bisa dibilang sering bertemu, karena kita juga berada di kelas yang sama. Tetapi, aku dan Mas Ayam memilih untuk merahasiakan kedekatan kita berdua kepada teman-teman. Sampai di ujung waktu masa SMP, kita ujian di ruang yang sama. Dia lulus dan aku juga lulus. Dia melanjutkan ke bangku SMK dan aku melanjutkan ke bangku MA. Jarak yang jauh antara sekolah kita, dan komunikasi yang jarang karena Mas Ayam tidak memegang HP saat itu. Jadi, dia menghubungiku melalui komputernya ketika dia berada di rumah.
Baca Juga:  PART 1 - Hitam Putih: Rai Zyzy
Aku menghargai di saat jam sekolah tiba-tiba dia menghubungiku. Ternyata dia meminjam ponsel milik temannya untuk sekedar bertanya “Kamu lagi apa?” “Kamu udah makan?” “Lagi istirahat kah?” Notifikasi yang tidak pernah aku bayangkan ada di saat jam sekolah, membuatku sangat senang saat itu. Bagaimana tidak? Dia sampai meminjam ponsel milik temannya untuk sekedar menghubungiku.
Halaman SebelumnyaHalaman 1 dari 6 Halaman

Lagi Trending