Puisi

DEKAPAN TUHAN

Published

on

Oleh: Yunda Saputri, Kader Komisariat Untirta Ciwaru Terik matahari menguliti Angin malam mendekap erat . Panas, bermandikan keringat Hujan, berselimut dingin . Hari ini tertidur dalam lapar Esok tertidur dalam lamunan Lusa tertidur dalam kenyang . Tidur terhampar Terjaga tertampar Kiranya nasib rasanya agak hambar . Bising klakson Terik di bawah lampu merah Agaknya telah jadi kawan . Bisik-bisik miring Tatap mata sinis
Baca Juga:  Antara Ekonomi, Niqob, dan Wanita Tunasusila (Cerpen Berdasarkan Kisah Nyata)
Kiranya jadi santapan . Mandi peluh Tiap detik mengeluh Agaknya jadi teman karib . Kiranya Tuhan hendak mendekap aku Sampailah aku pada persimpangan suka . Esok, Tuhan akan mampir untuk mendekap nadi-nadi yang patah Menuntun kaki-kaki yang goyah Membimbing tangan-tangan yang payah . . “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Q.S. Al-Baqarah: 286)
Baca Juga:  JoMan Laporkan Balik Ubedilah Badrun, Begini Tanggapan LABH HMI MPO Jaksel
Halaman SebelumnyaHalaman 1 dari 2 Halaman

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Lagi Trending