Tentang Rasa

Cinta VS Organisasi

Published

on

Oleh: Kanda Walinegara, Kader MPO Komisariat Unbaja

“Sejatinya hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga!.. Sejatinya hidup tanpa cinta, bagai lautan tak berpenghuni!.. Sejatinya hidup tanpa cinta, bagai sayur tanpa garam. Hampa!.. Sejatinya organisasi tanpa cinta, hanyalah perkumpulan biasa!.. Sejatinya organisasi tanpa cinta, orasi tanpa makna!.. Sejatinya organisasi tanpa cinta, gerakan tanpa tujuan!..”

Cinta, ialah rasa yang tak pernah diketahui bentuknya. Jauh dari itu adalah tindakan penuh rasa. Cinta, ketika kau merasa sedih, aku pun demikian. Ketika aku senang, kau pun merasakan. Begitu apa yang dikatakan Kahlil Gibran pujangga dengan Sayap-Sayap Patah-nya, menggemparkan seluruh cinta di lapisan muka bumi.
Baca Juga:  PB HMI MPO Pertanyakan Bungkamnya Jokowi Soal Tragedi Cikampek
Demikian di zaman yang modern hari ini, kemasan cinta tertuang dalam berbagai bentuk yang sangat menarik. Dari yang biasa saja, hingga yang paling ekstrim, menuangkan cinta dalam pergerakan organisasi. Kecintaan selalu tumbuh dimana saja, tak tau tempat, ketika ingin hinggap dan menetap di sana cinta berkuasa. Cinta pun mempunyai suatu batasan, suatu pegangan atau kisah percintaan dalam setiap perjalanan. Untuk kali ini penulis akan membahas kemasan cinta dalam organisasi.
Baca Juga:  HMI MPO Komisariat Pakupatan Dorong Pemerintah Ungkap Penyebab Kematian KPPS
Di era modern ini, ketakutan mahasiswa untuk berorganisasi menjadi tantangan terbesar dalam kemajuan suatu organisasi. Momok organisasi dalam pandangan mahasiswa begitu sangat menakutkan, membosankan, mengerikan, dengan dibenturkan pada tuntutan orang tua agar segera menyelesaikan tepat waktu. Namun dalam hal ini, tidak kah kita berpikir bahwa organisasi sangat penting bagi mahasiswa? Sebagai suatu proses dalam rangka menyambut hidup yang sesungguhnya; dunia kerja.
Halaman SebelumnyaHalaman 1 dari 3 Halaman

Lagi Trending