Suarahimpunan.com – Seremoni pembukaan Kongres XXXIV Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) berlangsung meriah pada Minggu 25 Mei 2025 malam.
Kegiatan diawali dengan tarian sambutan tari Melayu dari Sanggar Hijau Hitam yang dibawakan oleh 5 penari yang merupakan Kohati Pekanbaru dengan pakaian adat Melayu tepat pada pukul 21:30 WIB.
Dilanjutkan dengan pembukaan oleh master of ceremony dengan nada syair khas melayu dan disusul pantun sambutan.
Hadir dalam kegiatan ini Gubernur Pekanbaru, Abdul Wahid, Ketua Komisi II DPR RI, Rifqinizamy Karsayuda yang juga Presidium Majelis Nasional KAHMI, Walikota Pekanbaru Agung Nugroho, Bupati 12 Provinsi Riau, serta jajaran pejabat Pemprov Riau dan Kota Pekanbaru.
Dalam sambutannya, Gubernur Riau, Abdul Wahid, berpesan agar pelaksanaan Kongres ini harus mencerminkan suri tauladan dan menekankan agar tidak ada keributan dalam forum Kongres.
“Suri tauladan yang pertama ini jangan sampai ribut, karena kalau sampai ribut, kita repot, kami repot, semua repot. Oleh karena itu, bermusyawarahlah dengan baik,” ujarnya disela-sela sambutan.
Ia berharap, musyawaarah ini bukan hanya sekadar lahir dan memilih kepengurusan ketua-ketua yang baru.
Akan tetapi, diharapkan ada rekomendasi yang bisa menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah, dalam rangka pembuatan kebijakan baik tingkat provinsi maupun nasional.
“Kami berharap Kongres kali ini adalah Kongres yang teradem, tersejuk. Berdebat boleh, silahkan tidak ada masalah, karena diskursus inilah yang melahirkan peradaban-peradaban,” tandasnya.
Senada disampaikan Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho. Dalam sambutannya ia menceritakan bahwa dalam memutuskan penetapan Kongres di Pekanbaru ini sampai 2 malam, karena ada trauma masa lalu di mana pelaksanaan Kongres dan terjadi keributan.
Saat menceritakan perjalanan penetapan lokasi Kongres di Pekanbaru, ia memastikan kepada stakeholder menjamin tidak ada keributan mengingat dirinya turut dalam pelaksanaannya.
“Jadi 10 tahun yang lalu, ada juga Kongres HMI di sini. Namun pada waktu itu chaos, tapi waktu itu walikotanya bukan saya,” tuturnya.
Ketua Cabang Pekanbaru, Givo Vrabora, menyampaikan bahwa Kongres ini momentum penting untuk kembali menegaskan arah dan tujuan HMI.
Ia menyebut, tidak cukup hanya mengkritik, tapi HMI juga harus bisa menawarkan jalan keluar.
“Yang dibutuhkan HMI hari ini adalah arah gerak yang benar-benar konkrit dan bisa dijalankan di level cabang hingga ke akar rumput kita, yaitu komisariat,” ujarnya.
Komentar