Literatur

Perempuan Puso

Published

on

Oleh: Kanda La Ode Andi, Demisioner Ketua Umum MPO Cabang Kendari

Prespektif warung Kopi semalam dalam kegiatan Himpunan Islam , ‘wajah pergerakan pembaharuan' diulas dalam bentuk pemenuhan peran dalam memfungsikan akal sebagai titik awal untuk mendapati menuju akses kesempurnaan dan filosofi Biologis nan kodrati yaitu ‘menstruasi'.

 

Perspektif memulai wacana yang diupayakan untuk dapat menjawab kenyataan itu yang harus dipenuhi. Pengetahuan ala kadarnya akan menganggu sikap menuju kebaharuan gerakan .

 

Prespektif mengelaborasi sampai memasukan pengetahuan lain wacana kebaruan itu hadir mengingatkan laki laki untuk bekerja sama dalam penegasan tuntutan “kesetaraan”.

 

Perempuan yang mulai kehilangan diri mulai nampak memaksakan dirinya menjadi bayang bayang laki laki penuh dengan motif “musuh” nampak laki” dinginkan untuk lemah lembut dan menghadirkan kepekaan lebih tinggi.

 

Perempuan mulai tergesa gesa memperlihatkan gugatan terhadap penciptanya. Menginginkan keluar dari akses yang telah diberikan Tuhan Nya dan itu tidak diperoleh laki laki. Apa itu?

Baca Juga:  Teruntuk Mereka yang Menganggap Pendidikan Hanya Ada di Sekolah

 

Akses perempuan secara kodrat sudah surplus dibanding laki laki yang tidak sama sekali melekat dan ditemukan dalam pengontrolan diri menemani setiap tindakan laki laki.dalam mengelola dirinya dalam berbagai dinamika. Lantas akses seperti apa yang dibicarakan pencipta.

 

Hikmah perempuan aktivitas yang sudah difasilitasi oleh pencipta dalam mengelola diri dalam kesakitan, pengorbanan dan sampai hampir nya merenggut nyawa dirinya. Sikap psikologi dalam menantang pra menstruasi dan pasca menstruasi semasa mejadi anak dewasa ditambah mengandung sampai melahirkan sebagai wanita .

 

Dahsyat fasilitas ini menjadikan efeknya dari aktivitas tersebut yang dibina secara terus menerus oleh pencipta. Menjadikan perempuan telah menghidupkan salah potensi dari dirinya yaitu fungsi Hati. Pengelolaan perasaan sampai pada kepekaan telah membiaskan dirinya dalam dua aktivitas tersebut.

 

Kesedihan, kesakitan dan sampai mengakhiri nyawa pun telah mejadi bagian dirinya yang harus diterima. melewati kejadian dan waktu yang berulang dari fasilitas yang diberikan pencipta berubah menjadi kebiasaan sehingga didapati sifat sifat perempuan dengan kelembutannya.

Baca Juga:  Hindari Dosa-Dosa Ini Supaya Pahalamu Tidak Habis di Akhirat Nanti

 

Prespektif perempuan hadir dalam wacana diskursus mulai menguak dengan pengaruh doktrin feminisme atas patriarki yang perlu disertasi. Dengan menjadikan dirinya telah mengusahakan untuk keluar dari sosoknya yang seutuhnya.

 

Domestik menjadi tuntutan yang perlu disuarakan dengan ‘jijik dan kebencian' untuk dilawan nya. Kehilangan diri mulai menampakan sebagai kelemahan yang perlu ditemani menjadi sosok manusia tergesa gesa.

 

Konsep keseimbangan dikecam dengan kesamaan peran. Seraya menggugat keinginan Tuhan dari keindahan ciptaanya adalah perbedaan.

 

Puso digambarkan dalam kegagalan produksi dalam memilih konsep untuk menumbuhkan dirinya dan nilai tambah prifilece.

 

Kelupaan diri dalam menghiasi dirinya pada yang sebenarnya (pengetahuan) menjadikan dirinya terasing dalam bayang bayang laki laki.

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Lagi Trending